Berangkat dari banyaknya permasalahan yang terjadi pada zaman modern ini, pada negeri ini, sesungguhnya pokok permasalahan ada pada masalah akhlak. Apa yang kita dapat ambil pelajaran dari perilaku penguasa, pengusaha, artis, pekerja, orang-orang tua, generasi muda, mahasiswa, pelajar atau rakyat pada umumnya bermasalah karena akhlak mereka. Mereka yang dzalim, korupsi, kolusi, mafia kasus/hukum, berzina, pornografi, narkotika, miras, berkelahi/kerusuhan, gaya hidup berlebihan, rakus dan cinta dunia dan perbuatan buruk lainnya pada dasarnya timbul dari akhlak yang buruk. Mereka melakukan kerusakan di muka bumi.
Untuk itu kita perlu mensosialisasikan tentang akhlakul karimah. Akhlakul karimah adalah keadaan sadar dan perilaku/perbuatan secara sadar dan mengingat Allah (zikrullah). Selain sosialisasi , wajib kita memasukkan tentang akhlakul karimah kedalam sistem pendidikan agar dihasilkan sumber daya manusia yang berakhlakul karimah.
Dalam tulisan kali ini, Insyaallah saya mencoba menguraikan tentang akhlakul karimah.
Kunci Keselamatan Dunia dan Akhirat
Kita, muslim sudah paham dan sering mengucapkan doa keselamatan dunia dan akhirat berdasarkan firman Allah yang artinya,
“Dan di antara mereka ada orang yang bendo’a: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka” (QS Al Baqarah [2] : 201 )
Selain berdoa kita diwajibkan mengiringinya dengan ikhtiar atau upaya.
Apakah ikhtiar atau upaya kita menuju keselamatan dunia dan akhirat ?
Kuncinya adalah berupaya menjadi hamba-hamba Allah yang sholeh (‘ibaadillaahish shoolihiin), mukmin yang sholeh, mukmin yang berakhlakul karimah, mukmin yang terbaik, mukmin yang ihsan atau muhsin, Mukmin yang seolah-olah melihatNya atau miminal mukmin yang yakin bahwa Allah melihat kita.
Kunci keselamatan dunia dan akhirat berdasarkan doa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika mi’raj dan menghadap Allah Subhaanahu wa Ta‘ala.
Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam membaca, “Assalaamu’alaina wa’alaa ‘ibaadillaahish shoolihiin” yang artinya “Keselamatan semoga bagi kami dan hamba-hamba Allah yang sholeh”. Do’a yang selalu kita baca pula setiap sholat.
Pokok-pokok ajaran dalam agama Islam adalah
Islam (rukun Islam / fikih),
Iman (rukun Iman / Usuluddin/I’tiqad),
Ihsan (akhlak / tasawuf)
Berdasarkan pokok-pokok ajaran dalam agama Islam maka tingkatan manusia sebagai berikut:
Muslim (muslimin) => Mukmin (mukminin) => Muhsin (muhsinin)
Tingkatan pertama (paling rendah) dalam tingkatan muhsin (muhsinin) adalah “selalu merasa dilihat Allah”. Sampai disini belum muncul akhlakul karimah.
Barulah ketika merasakan seolah-olah melihat Allah (tingkatan kedua) akan muncul akhlak tersebut sehingga mencapai muslim yang sholeh sebagaimana yang telah dicapai pula oleh Salafush sholeh atau “‘ibaadillaahish shoolihiin” , hamba-hamba Allah yang sholeh
Dzikir jahar dan dzikir khofi dapat kita lakukan dalam upaya untuk selalu mengingat Allah yang merupakan sebuah latihan untuk memunculkan akhlakul karimah karena selalu merasa dilihat Allah.
Rumusan sederhananya,
“Seolah-olah melihatNya” = Akhlakul karimah = Keadaan sadar dan perilaku/perbuatan secara sadar dan mengingat Allah.
Oleh karenanya dalam Al-Qur’an selalu diingatkan untuk orang-orang mukmin untuk meningkatkan diri untuk mencapai tingkatan muhsin (muhsinin) dengan contoh keadaan sadar an perilaku/perbuatan secara sadar dan mengingat Allah yakni, sabar, shalat dan zakat
“Hai orang-orang yang beriman (mukmin), jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar“. ( QS al Baqarah [2] : 153 )”
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati“. (QS al Baqarah [2]: 277 )
“Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah)“. (QS al Maaidah [5] : 55 )
Sabar adalah contoh keadaan sadar (akhlak) dan mengingat Allah dalam hubungannya dengan Allah dan Manusia.
Sholat adalah contoh perbuatan yang dilakukan secara sadar dan mengingat Allah dalam hubungannya dengan Allah
Zakat adalah contoh perbuatan yang dilakukan secara sadar dan mengingat Allah dalam hubungannya antar manusia.
Melihat hasil dari keyakinan
Untuk menjelaskan tentang ‘Seolah-olah melihatNya”, marilah kita ambil hikmah dari cerita anak dan ayah yang berjalan dalam kegelapan malam.
Syaikh ibnu Athoillah mengatakan “Orang yang ikut mengatur bersama Allah adalah seperti anak yang pergi bersama ayahnya. Keduanya berjalan di malam hari. Karena menyayangi anaknya, sang ayah senantiasa mengawasi dan memperhatikannya tanpa diketahui sang anak. Anak itu tidak bisa melihat ayahnya karena malam yang teramat gelap. Ia meresahkan keadaan dirinya dan tidak tahu apa yang harus diperbuat. Ketika cahaya bulan menyinari dan ia melihat ayahnya dekat kepadanya, keresahannya sirna. Ia tahu ayahnya begitu dekat dengannya. Kini ia merasa tidak perlu ikut mengurus dirinya karena segala sesuatu telah diperhatikan oleh ayahnya. Seperti itulah orang mengatur untuk dirinya. Ia melakukannya karena berada dalam kegelapan – terputus dari Allah. Ia tidak merasakan kedekatan Allah. Andaikata bulan tauhid atau mentari makrifat menyinarinya, tentu ia melihat Tuhan begitu dekat, sehingga ia malu untuk mengatur dirinya dan merasa cukup dengan pengaturan Allah”.
Anak itu melihat ayahnya, setelah lepas dari kegelapan malam karena cahaya bulan ===> timbul keyakinan ===> keresahannya sirna, anak itu yakin bahwa ayahnya begitu dekat, anak itu merasa (yakin) tidak perlu mengurus dirinya karena segala sesuatu telah diperhatikan oleh ayahnya, anak itu yakin bahwa ayahnya mengawasi (melihat) dirinya.
Intinya, Anak itu melihat ayahnya ===> maka timbul keyakinan.
Sedangkan kita terhadap Allah kebalikan dari hal ini.
Dari keyakinan yang ada ===> maka timbul (mendapatkan karuniaNya) seolah-olah melihatNya.
Keyakinan bahwa Allah melihat/mengawasi kita. Berdasarkan firman Allah yang artinya,
“Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan” (QS al Hujurat [49]:18 )
Keyakinan bahwa Allah mengurus kita. Berdasarkan firman Allah yang artinya,
“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya” (QS Ali Imran [3]:2 )
Keyakinan bahwa Allah itu dekat. Berdasarkan firman Allah yang artinya,
“Dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada kamu. Tetapi kamu tidak melihat” (QS Al-Waqi’ah [56] : 85 ).
“Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.” (QS. Qaaf [50] : 16 )
Berdasarkan keyakinan-keyakinan diatas dan keyakinan yang lainnya maka kita dapat merasakan seolah-olah melihatNya, mengalami kebersamaan dengan Allah (Billah) , bertemu dengan Allah di dunia.
Selanjutnya kita berupaya menjaga dan memelihara keyakinan-keyakinan (iman) tersebut sampai akhirat kelak dimana pertemuan dengan Allah sesungguhnya dengan wajah berseri-seri.
Firman Allah yang artinya,
“Wajah-wajah (orang-orang mu’min) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka melihat.” (QS Al Qiyaamah [75] : 22-23 )
Upaya menjaga dan memelihara keyakinan-keyakinan (iman) itulah yang disebut dengan taqwa kepada Allah, sedangkan kunci taqwa adalah akhlakul karimah = Keadaan sadar atau perilaku yang sadar dan mengingat Allah. Kata Taqwa merupakan kata serapan dari bahasa Arab, yang artinya adalah memelihara atau menjaga
Akhlakul karimah, mengingat Allah (zikrullah) inilah yang memotivasi kita untuk menjadi muslim yang sholeh (‘ibaadillaahish shoolihiin), memotivasi kita mentaati perintahNya dan menjauhi laranganNya sehingga kita dapat menjadi orang-orang yang mulia di sisi Allah, pada shaf-shaf terdepan dan terdekat dengan Allah, dekat dengan Tauladan kita Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, para Nabi dan Rasul Allah, para Salafush Sholeh, para muslim pilihan Allah.
Terlintas di benak.
“Seolah-olah melihatNya” , kata “melihat” ini sebaiknya tidak dimaknai secara dzahir sehingga mengharapkan akan terlintas, terbentuk, tergambar dalam benak.
Al Imam Ahmad ibn Hanbal dan al Imam Dzu an-Nun al Mishri (W. 245 H) salah seorang murid terkemuka al Imam Malik menuturkan kaidah yang sangat bermanfaat dalam ilmu Tauhid:
Maknanya: “Apapun yang terlintas dalam benak kamu (tentang Allah), maka Allah tidak seperti itu“. Perkataan ini dikutip dari Imam Ahmad ibn Hanbal oleh Abu al Fadll at-Tamimi dalam kitabnya I’tiqad al Imam al Mubajjal Ahmad ibn Hanbal dan diriwayatkan dari Dzu an-Nun al Mishri oleh al Hafizh al Khathib al Baghdadi dalam Tarikh Baghdad. Dan ini adalah kaidah yang merupakan Ijma’ (konsensus) para ulama. Karena tidaklah dapat dibayangkan kecuali yang bergambar. Dan Allah adalah pencipta segala gambar dan bentuk, maka Ia tidak ada yang menyerupai-Nya.
Al Imam asy-Syafi’i -semoga Allah meridlainya– berkata: “Barang siapa yang berusaha untuk mengetahui pengatur-Nya (Allah) hingga meyakini bahwa yang ia bayangkan dalam benaknya adalah Allah, maka dia adalah musyabbih (orang yang menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya), kafir.
Dan jika dia berhenti pada keyakinan bahwa tidak ada tuhan (yang mengaturnya) maka dia adalah mu’aththil -atheis- (orang yang meniadakan Allah).
Dan jika berhenti pada keyakinan bahwa pasti ada pencipta yang menciptakannya dan tidak menyerupainya serta mengakui bahwa dia tidak akan bisa membayangkan-Nya maka dialah muwahhid (orang yang mentauhidkan Allah); muslim”. (Diriwayatkan oleh al Bayhaqi dan lainnya)
Melihat dibalik ciptaanNya
“Seolah-olah melihatNya”, mata kepala kita melihat benda/makhluk atau ciptaanNya tapi akal dan qalbu / mata hati (bashirah) melihat siapa Pencipta semuanya.
Mata hati (bashirah) melihat Allah di balik semuanya.
Begitulah seolah-olah melihat Allah.
Sebagaimana yang disampaikan oleh Al Imam asy-Syafi’i -semoga Allah meridlainya–
“Jika berhenti pada keyakinan bahwa pasti ada pencipta yang menciptakannya dan tidak menyerupainya serta mengakui bahwa dia tidak akan bisa membayangkan-Nya maka dialah muwahhid (orang yang mentauhidkan Allah); muslim“
Seolah-olah melihatNya termasuk ulil albab (orang-orang berakal), sebagaimana firman Allah yang artinya
“yakni, orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka“. (QS Ali Imran : 191).
Muslim yang dapat merasakan seolah-olah melihatNya, dalam kehidupannya akan dapat “bercengkerama” atau berinteraksi dengan Allah, berinteraksi melalui firman-firmanNya. Muslim yang akan menikmati apa-apa yang telah diputuskan atau dipilihkan Allah untuk kita
Keniikmatan ini sesuai dengan nasehat (diwan) Al Imam asy-Syafi’i -semoga Allah meridlainya– bahwa
“Orang yang hanya mempelajari ilmu fiqih tapi tidak mau menjalani tasawuf / akhlakul karimah, maka hatinya tidak dapat merasakan kelezatan / kenikmatan takwa” Jadi untuk mendapatkan kenikmatan taqwa maka kita harus menjalankan tasawuf. Ingat menjalankan tasawuf, bukan memahami tasawuf karena tasawuf adalah keadaan, perilaku atau perbuatan.
Intinya kita wajib menjaga dan memelihara keadaan sadar atau perilaku yang sadar dan mengingat Allah.
Muslim yang sholeh, muslim yang Ihsan, muslim yang seolah-olah melihatNya dalam menjalankan kehidupan di dunia tidak akan khawatir dan bersedih hati karena dapat merasakan bahwa Allah bersama kita (Billah), sebagaimana firman Allah yang artinya,
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS al Baqarah [2]: 277 )
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram” (QS Ar Ra’d [13] : 28 )
“Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada RasulNya dan kepada orang-orang yang beriman, dan Allah menurunkan bala tentara yang kamu tiada melihatnya, dan Allah menimpakan bencana kepada orang-orang yang kafir, dan demikianlah pembalasan kepada orang-orang yang kafir” (QS at Taubah [9]: 26 ).
“Ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan (yaitu) kesombongan jahiliyah lalu Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mu’min dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat-takwa dan adalah mereka berhak dengan kalimat takwa itu dan patut memilikinya. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS al Fath [48] : 26)
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (QS Al Baqarah [2]: 153)
“….Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS al Ankabut [29] : 45 )
Allah beserta orang-orang beriman (mukmin) yang sabar (akhlakul karimah) yang bisa menjadikan sholat sebagai mengingat Allah.
Muslim ====> Mukmin ==== > Mukmin yang sabar = Muhsin = Muslim yang Sholeh (‘ibaadillaahish shoolihiin) = Hamba-hamba Allah yang menuju keselamatan dunia maupun Akhirat
Amin
Wassalam
24 Desember 2010
Bagi mereka yg mencari Mawaddah (kasih), Sakinah (ketentraman) dan Rahmah (sayang) dalam Keluarga.
Bismillahirrahmaanirahiim
Dengan kerendahan hati mari kita simak pesan2 Al-qur'an tentang tujuan hidup yang sebenarnya Nasehat ini untuk semuanya ...........Untuk mereka yang sudah memiliki arah.........Untuk mereka yang belum memiliki arah.........dan untuk mereka yang tidak memiliki arah.nasehat ini untuk semuanya.......Semua yang menginginkan kebaikan.
Saudaraku.............Nikah itu ibadah.......Nikah itu suci,ingat itu......Memang nikah itu bisa karena harta, bisa karena kecantikan, bisa karena keturunan dan bisa karena agama.Jangan engkau jadikan harta, keturunan maupun kecantikan sebagai alasan............karena semua itu akan menyebabkan celaka.Jadikan agama sebagai alasan........Engkau akan mendapatkan kebahagiaan.
Saudaraku..........Tidak dipungkiri bahwa keluarga terbentuk karena cinta........Namun......jika cinta engkau jadikan sebagai landasan, maka keluargamu akan rapuh, akan mudah hancur.Jadikanlah " ALLAH " sebagai landasan......Niscaya engkau akan selamatTidak saja dunia, tapi juga akherat.......Jadikanlah ridho Allah sebagai tujuan......Niscaya mawaddah, sakinah dan rahmah akan tercapai.
Saudaraku...........Jangan engkau menginginkan menjadi raja dalam "istanamu"...... disambut istri ketika datang dan dilayani segala kebutuhan.......Jika ini kau lakukan " istanamu " tidak akan langgeng.....Lihatlah manusia ter-agung Rasulullah saw.... tidak marah ketika harus tidur di depan pintu, beralaskan sorban, karena sang istri tercinta tidakmendengar kedatangannya.Tetap tersenyum meski tidak mendapatkan makanan tersaji dihadapannya ketika lapar........Menjahit bajunya yang robek........
Saudaraku.........Jangan engkau menginginkan menjadi ratu dalam "istanamu "........Disayang, dimanja dan dilayani suami......Terpenuhi apa yang menjadi keinginanmu........Jika itu engkau lakukan " istanamu " akan menjadi neraka bagimu
Saudaraku............Jangan engkau terlalu cinta kepada istrimu.........Jangan engkau terlalu menuruti istrimu......Jika itu engaku lakukan akan celaka....Engaku tidak akan dapat melihat yang hitam dan yang putih, tidak akan dapat melihat yang benar dan yang salah.....Lihatlah bagaimana Allah menegur " Nabi "-mu tatkala mengharamkan apa yang Allah halalkan hanya karena menuruti kemauan sang istri.Tegaslah terhadap istrimu.................Dengan cintamu, ajaklah dia taat kepada Allah.......Jangan biarkan dia dengan kehendaknya........Lihatlah bagaimana istri Nuh dan Luth...........Di bawah bimbingan manusia pilihan, justru mereka menjadi penentang.....Istrimu bisa menjadi musuhmu...........Didiklah istrimu........Jadikanlah dia sebagai Hajar, wanita utama yang loyal terhadap tugas suami, Ibrahim. Jadikan dia sebagai Maryam, wanita utama yang bisa menjaga kehormatannya......Jadikan dia sebagai Khadijah, wanita utama yang bisa mendampingi sang suami Rasulullah saw menerima tugas risalah.....Istrimu adalah tanggung jawabmu....Jangan kau larang mereka taat kepada Allah.....Biarkan mereka menjadi wanita shalilah....Biarkan mereka menjadi Hajar atau Maryam........Jangan kau belenggu mereka dengan egomu...
Saudaraku.......Jika engkau menjadi istri.........Jangan engkau paksa suamimu menurutimu......Jangan engkau paksa suamimu melanggar Allah......siapkan dirimu untuk menjadi Hajar, yang setia terhadap tugas suami.....Siapkan dirimu untuk menjadi Maryam, yang bisa menjaga kehormatannya....Siapkan dirimu untuk menjadi Khadijah, yang bisa yang bisa mendampingi suami menjalankan misi.Jangan kau usik suamimu dengan rengekanmu....Jangan kau usik suamimu dengan tangismu....Jika itu kau lakukan.....Kecintaannya terhadapmu akan memaksanya menjadi pendurhaka..............
wassalam....
Dengan kerendahan hati mari kita simak pesan2 Al-qur'an tentang tujuan hidup yang sebenarnya Nasehat ini untuk semuanya ...........Untuk mereka yang sudah memiliki arah.........Untuk mereka yang belum memiliki arah.........dan untuk mereka yang tidak memiliki arah.nasehat ini untuk semuanya.......Semua yang menginginkan kebaikan.
Saudaraku.............Nikah itu ibadah.......Nikah itu suci,ingat itu......Memang nikah itu bisa karena harta, bisa karena kecantikan, bisa karena keturunan dan bisa karena agama.Jangan engkau jadikan harta, keturunan maupun kecantikan sebagai alasan............karena semua itu akan menyebabkan celaka.Jadikan agama sebagai alasan........Engkau akan mendapatkan kebahagiaan.
Saudaraku..........Tidak dipungkiri bahwa keluarga terbentuk karena cinta........Namun......jika cinta engkau jadikan sebagai landasan, maka keluargamu akan rapuh, akan mudah hancur.Jadikanlah " ALLAH " sebagai landasan......Niscaya engkau akan selamatTidak saja dunia, tapi juga akherat.......Jadikanlah ridho Allah sebagai tujuan......Niscaya mawaddah, sakinah dan rahmah akan tercapai.
Saudaraku...........Jangan engkau menginginkan menjadi raja dalam "istanamu"...... disambut istri ketika datang dan dilayani segala kebutuhan.......Jika ini kau lakukan " istanamu " tidak akan langgeng.....Lihatlah manusia ter-agung Rasulullah saw.... tidak marah ketika harus tidur di depan pintu, beralaskan sorban, karena sang istri tercinta tidakmendengar kedatangannya.Tetap tersenyum meski tidak mendapatkan makanan tersaji dihadapannya ketika lapar........Menjahit bajunya yang robek........
Saudaraku.........Jangan engkau menginginkan menjadi ratu dalam "istanamu "........Disayang, dimanja dan dilayani suami......Terpenuhi apa yang menjadi keinginanmu........Jika itu engkau lakukan " istanamu " akan menjadi neraka bagimu
Saudaraku............Jangan engkau terlalu cinta kepada istrimu.........Jangan engkau terlalu menuruti istrimu......Jika itu engaku lakukan akan celaka....Engaku tidak akan dapat melihat yang hitam dan yang putih, tidak akan dapat melihat yang benar dan yang salah.....Lihatlah bagaimana Allah menegur " Nabi "-mu tatkala mengharamkan apa yang Allah halalkan hanya karena menuruti kemauan sang istri.Tegaslah terhadap istrimu.................Dengan cintamu, ajaklah dia taat kepada Allah.......Jangan biarkan dia dengan kehendaknya........Lihatlah bagaimana istri Nuh dan Luth...........Di bawah bimbingan manusia pilihan, justru mereka menjadi penentang.....Istrimu bisa menjadi musuhmu...........Didiklah istrimu........Jadikanlah dia sebagai Hajar, wanita utama yang loyal terhadap tugas suami, Ibrahim. Jadikan dia sebagai Maryam, wanita utama yang bisa menjaga kehormatannya......Jadikan dia sebagai Khadijah, wanita utama yang bisa mendampingi sang suami Rasulullah saw menerima tugas risalah.....Istrimu adalah tanggung jawabmu....Jangan kau larang mereka taat kepada Allah.....Biarkan mereka menjadi wanita shalilah....Biarkan mereka menjadi Hajar atau Maryam........Jangan kau belenggu mereka dengan egomu...
Saudaraku.......Jika engkau menjadi istri.........Jangan engkau paksa suamimu menurutimu......Jangan engkau paksa suamimu melanggar Allah......siapkan dirimu untuk menjadi Hajar, yang setia terhadap tugas suami.....Siapkan dirimu untuk menjadi Maryam, yang bisa menjaga kehormatannya....Siapkan dirimu untuk menjadi Khadijah, yang bisa yang bisa mendampingi suami menjalankan misi.Jangan kau usik suamimu dengan rengekanmu....Jangan kau usik suamimu dengan tangismu....Jika itu kau lakukan.....Kecintaannya terhadapmu akan memaksanya menjadi pendurhaka..............
wassalam....
9 Tanda Perilaku Pasangan Sudah Tak Sehat
Menjalin hubungan berpasangan yang sehat dan nyaman tak selamanya mudah. Seringkali pasangan berkonflik karena perilakunya yang tak menyenangkan. Kenali perilaku pasangan yang tak sehat, cari solusinya, atau cobalah menghindari perilaku yang membuat hubungan tak sehat.
1. Terlalu kritis
Kritik yang membangun berdampak positif bagi orang lain, namun belum tentu berlaku bagi pasangan. Bersikap terlalu kritis atau kritik pedas kepada pasangan hanya akan membuat si dia merasa tak nyaman. Jadi sebaiknya, berkomentarlah saat pasangan memang memintanya. Berbaik hatilah kepada pasangan dengan lebih sering memberikan pujian daripada kritikan tajam.
2. Karier segalanya
Pekerjaan dan karier memang penting bagi setiap orang. Bahkan pasangan juga turut berbangga dengan kesuksesan Anda. Namun tak berarti pekerjaan mengalahkan waktu dan perhatian untuk membangun hubungan. Terlalu sering menghabiskan waktu di kantor dan pulang larut, lama-kelamaan akan berpengaruh buruk pada hubungan berpasangan.
Apalagi jika Anda atau pasangan sudah terlalu sering membatalkan janji untuk berdua, karena alasan pekerjaan. Asumsi yang muncul kemudian adalah apa yang menjadi prioritas Anda, karier atau hubungan berpasangan. Bagaimanapun, seberapa penting pekerjaan bagi Anda atau pasangan, waktu untuk membangun hubungan juga perlu dijadikan prioritas. Anda tentu tak ingin menikmati kesuksesan tanpa pasangan tempat Anda berbagi bukan?
3. Selingkuh
Berselingkuh secara fisik, umumnya takkan pernah diterima oleh pasangan manapun dan menyakitkan. Namun selingkuh tak hanya fisik atau seksual. Bahkan ada selingkuh lain yang jauh lebih menyakitkan karena sudah menggunakan emosi. Yakni Anda atau pasangan terikat secara emosional (perasaan) dengan orang ketiga. Bahkan pihak yang berselingkuh akan lebih nyaman dan banyak menggunakan waktunya dengan orang ketiga daripada pasangan. Meski pihak yang berselingkuh juga punya banyak waktu bersama pasangan pertamanya, namun kualitas waktu lebih banyak dibagi kepada pasangan selingkuh.
Perselingkuhan menjadi sumber konflik yang terkadang tak termaafkan bagi hubungan berpasangan, sekalipun Anda atau pasangan berusaha memperbaiki keadaan. Namun perilaku seperti ini tak bisa ditoleransi terus-menerus, dan perlu upaya dari keduabelah pihak untuk memperbaiki dan mengembalikan romantisme serta komitmen berpasangan. Bagaimanapun, pasangan dan juga Anda tak ingin menjadi nomor dua meski tetap dianggap yang terbaik bukan?
4. Tak menjaga penampilan
Memperhatikan penampilan, tampil gaya atau setidaknya mampu menyesuaikan acara akan membuat pasangan merasa lebih nyaman, bukan? Bersikap terlalu cuek, tanpa mempedulikan penampilan, asal memilih pakaian saat bersama pasangan membuat si dia akan menjaga jarak. Pakaian yang Anda pakai menentukan sikap Anda, yang menunjukkan bahwa pasangan penting bagi Anda, sehingga Anda merasa perlu menjaga penampilan.
Tak terlalu sulit mencari tahu apakah pasangan suka atau tidak dengan gaya berbusana Anda. Perhatikan komentar atau responsnya saat Anda memilih atau menggunakan pakaian. Jika si dia memberikan respons positif, tandanya dia menyukainya dan mempertahankan gaya itu. Jika si dia menjaga jarak atau menyampaikannya langsung bahwa pasangan tak menyukai gaya Anda, sebaiknya cobalah dengarkan dan mulai bercermin, jika memang ternyata Anda merasa tak cukup bergaya. Menjaga penampilan tak hanya untuk pasangan, namun juga untuk diri sendiri karena pakaian toh merepresentasikan diri Anda bukan?
5. Rewel
Ketika hubungan Anda dan pasangan bertambah dekat, kebiasaan dan keseharian masing-masing individu semakin terlihat. Bukan mustahil, Anda dan si dia sudah terlihat seperti saudara. Kedekatan ini membuat Anda atau pasangan kadang merasa terganggu dengan kebiasaannya. Jika pasangan mulai rewel dengan kebiasaan dan perilaku Anda, suasana jadi tak enak dan hubungan tak lagi nyaman.
Sebaiknya, bicarakan kalau memang kebiasaan pasangan yang menurut Anda menjengkelkan sudah sangat mengganggu dan menimbulkan pertengkaran. Jika masih bisa ditoleransi rasanya tak perlu diambil pusing dan biarkan saja pasangan hidup dengan caranya.
6. Terlalu protektif
Banyak pasangan mengalami perilaku ini. Ciri-cirinya, selalu saja cemburu dengan teman-teman pasangan, menuntut Anda mengurangi waktu bersama teman, mengkritik Anda karena terlalu sering berbelanja, bahkan menentukan kemana Anda sebaiknya pergi. Jika sudah seperti ini, hubungan tak sehat lagi.
Sebaiknya ajak bicara pasangan Anda, bahwa perempuan pun butuh waktu untuk dirinya bersama teman-temannya. Lebih penting lagi, perempuan juga bisa mandiri tanpa perlu dikontrol berlebihan. Cari solusinya dengan mengubah pola pikir, bahwa Anda dan pasangan tak bisa menuntut waktu namun bisa meminta waktu bersama yang lebih berkualitas. Ciptakan pasangan yang saling bertumbuh dengan memberi waktu bagi dirinya, dan membuat keputusan sendiri bukan saling mengatur.
7. Menghakimi teman dan keluarga
Pernahkah Anda atau pasangan saling mengeluh tentang teman atau keluarga? Keluhan seperti ini jika tidak ditanggapi dengan bijak akan menjadi sumber konflik. Cobalah untuk mengerti bahwa setiap individu atau keluarga memiliki kultur berbeda. Hindari konfrontasi dengan orang terdekat pasangan. Berusahalah menjadi orang yang disenangi di lingkungan dekat si dia.
8. Menjaga jarak
Meski hubungan sudah terjalin cukup lama, tak berarti kedekatan memudar. Cermati apakah pasangan sudah mulai menjaga jarak, seakan tak lagi tertarik bersama Anda. Tandanya tak lagi memperhatikan seperti pertama kali berusaha menggaet Anda, tak lagi mau memuji. Padahal, bentuk perhatian bisa didapatkan dari pujian meski sekadar mengatakan dia cantik atau tampan hari ini.
Buatlah pasangan merasa spesial jika hubungan ingin terus terjalin sehat. Lihat matanya saat bicara, dan jangan ragu memujinya. Sekadar telepon iseng di waktu senggangnya, bisa membuat pasangan merasa diperhatikan dan diinginkan, bukan?
9. Membatasi waktu bersama
Anda sudah berjanji menonton film kesukaannya, lantas dibatalkan atau ditunda setelah sekian lama. Jika sikap semacam ini seringkali terjadi dalam hubungan, tandanya si dia tak mengusahakan waktu bersama Anda. Tetapi jangan dulu curiga, sebaiknya bicarakan apakah memang si dia sedang sibuk atau sengaja mengulur waktu.
Hubungan bisa dirusak dengan perkara kecil yang luput dari perhatian Anda dan si dia. Jadi jangan anggap sepele komentar kecil tentang penampilan atau bahkan pujian tulus sekadar mengatakan betapa Anda mengesankan hari ini.
source: http://female.kompas.com/read/xml/2010/07/15/19302614/9.perilaku.pasangan.yang.tak.sehat.
Possting FB : Ronnie Axel
1. Terlalu kritis
Kritik yang membangun berdampak positif bagi orang lain, namun belum tentu berlaku bagi pasangan. Bersikap terlalu kritis atau kritik pedas kepada pasangan hanya akan membuat si dia merasa tak nyaman. Jadi sebaiknya, berkomentarlah saat pasangan memang memintanya. Berbaik hatilah kepada pasangan dengan lebih sering memberikan pujian daripada kritikan tajam.
2. Karier segalanya
Pekerjaan dan karier memang penting bagi setiap orang. Bahkan pasangan juga turut berbangga dengan kesuksesan Anda. Namun tak berarti pekerjaan mengalahkan waktu dan perhatian untuk membangun hubungan. Terlalu sering menghabiskan waktu di kantor dan pulang larut, lama-kelamaan akan berpengaruh buruk pada hubungan berpasangan.
Apalagi jika Anda atau pasangan sudah terlalu sering membatalkan janji untuk berdua, karena alasan pekerjaan. Asumsi yang muncul kemudian adalah apa yang menjadi prioritas Anda, karier atau hubungan berpasangan. Bagaimanapun, seberapa penting pekerjaan bagi Anda atau pasangan, waktu untuk membangun hubungan juga perlu dijadikan prioritas. Anda tentu tak ingin menikmati kesuksesan tanpa pasangan tempat Anda berbagi bukan?
3. Selingkuh
Berselingkuh secara fisik, umumnya takkan pernah diterima oleh pasangan manapun dan menyakitkan. Namun selingkuh tak hanya fisik atau seksual. Bahkan ada selingkuh lain yang jauh lebih menyakitkan karena sudah menggunakan emosi. Yakni Anda atau pasangan terikat secara emosional (perasaan) dengan orang ketiga. Bahkan pihak yang berselingkuh akan lebih nyaman dan banyak menggunakan waktunya dengan orang ketiga daripada pasangan. Meski pihak yang berselingkuh juga punya banyak waktu bersama pasangan pertamanya, namun kualitas waktu lebih banyak dibagi kepada pasangan selingkuh.
Perselingkuhan menjadi sumber konflik yang terkadang tak termaafkan bagi hubungan berpasangan, sekalipun Anda atau pasangan berusaha memperbaiki keadaan. Namun perilaku seperti ini tak bisa ditoleransi terus-menerus, dan perlu upaya dari keduabelah pihak untuk memperbaiki dan mengembalikan romantisme serta komitmen berpasangan. Bagaimanapun, pasangan dan juga Anda tak ingin menjadi nomor dua meski tetap dianggap yang terbaik bukan?
4. Tak menjaga penampilan
Memperhatikan penampilan, tampil gaya atau setidaknya mampu menyesuaikan acara akan membuat pasangan merasa lebih nyaman, bukan? Bersikap terlalu cuek, tanpa mempedulikan penampilan, asal memilih pakaian saat bersama pasangan membuat si dia akan menjaga jarak. Pakaian yang Anda pakai menentukan sikap Anda, yang menunjukkan bahwa pasangan penting bagi Anda, sehingga Anda merasa perlu menjaga penampilan.
Tak terlalu sulit mencari tahu apakah pasangan suka atau tidak dengan gaya berbusana Anda. Perhatikan komentar atau responsnya saat Anda memilih atau menggunakan pakaian. Jika si dia memberikan respons positif, tandanya dia menyukainya dan mempertahankan gaya itu. Jika si dia menjaga jarak atau menyampaikannya langsung bahwa pasangan tak menyukai gaya Anda, sebaiknya cobalah dengarkan dan mulai bercermin, jika memang ternyata Anda merasa tak cukup bergaya. Menjaga penampilan tak hanya untuk pasangan, namun juga untuk diri sendiri karena pakaian toh merepresentasikan diri Anda bukan?
5. Rewel
Ketika hubungan Anda dan pasangan bertambah dekat, kebiasaan dan keseharian masing-masing individu semakin terlihat. Bukan mustahil, Anda dan si dia sudah terlihat seperti saudara. Kedekatan ini membuat Anda atau pasangan kadang merasa terganggu dengan kebiasaannya. Jika pasangan mulai rewel dengan kebiasaan dan perilaku Anda, suasana jadi tak enak dan hubungan tak lagi nyaman.
Sebaiknya, bicarakan kalau memang kebiasaan pasangan yang menurut Anda menjengkelkan sudah sangat mengganggu dan menimbulkan pertengkaran. Jika masih bisa ditoleransi rasanya tak perlu diambil pusing dan biarkan saja pasangan hidup dengan caranya.
6. Terlalu protektif
Banyak pasangan mengalami perilaku ini. Ciri-cirinya, selalu saja cemburu dengan teman-teman pasangan, menuntut Anda mengurangi waktu bersama teman, mengkritik Anda karena terlalu sering berbelanja, bahkan menentukan kemana Anda sebaiknya pergi. Jika sudah seperti ini, hubungan tak sehat lagi.
Sebaiknya ajak bicara pasangan Anda, bahwa perempuan pun butuh waktu untuk dirinya bersama teman-temannya. Lebih penting lagi, perempuan juga bisa mandiri tanpa perlu dikontrol berlebihan. Cari solusinya dengan mengubah pola pikir, bahwa Anda dan pasangan tak bisa menuntut waktu namun bisa meminta waktu bersama yang lebih berkualitas. Ciptakan pasangan yang saling bertumbuh dengan memberi waktu bagi dirinya, dan membuat keputusan sendiri bukan saling mengatur.
7. Menghakimi teman dan keluarga
Pernahkah Anda atau pasangan saling mengeluh tentang teman atau keluarga? Keluhan seperti ini jika tidak ditanggapi dengan bijak akan menjadi sumber konflik. Cobalah untuk mengerti bahwa setiap individu atau keluarga memiliki kultur berbeda. Hindari konfrontasi dengan orang terdekat pasangan. Berusahalah menjadi orang yang disenangi di lingkungan dekat si dia.
8. Menjaga jarak
Meski hubungan sudah terjalin cukup lama, tak berarti kedekatan memudar. Cermati apakah pasangan sudah mulai menjaga jarak, seakan tak lagi tertarik bersama Anda. Tandanya tak lagi memperhatikan seperti pertama kali berusaha menggaet Anda, tak lagi mau memuji. Padahal, bentuk perhatian bisa didapatkan dari pujian meski sekadar mengatakan dia cantik atau tampan hari ini.
Buatlah pasangan merasa spesial jika hubungan ingin terus terjalin sehat. Lihat matanya saat bicara, dan jangan ragu memujinya. Sekadar telepon iseng di waktu senggangnya, bisa membuat pasangan merasa diperhatikan dan diinginkan, bukan?
9. Membatasi waktu bersama
Anda sudah berjanji menonton film kesukaannya, lantas dibatalkan atau ditunda setelah sekian lama. Jika sikap semacam ini seringkali terjadi dalam hubungan, tandanya si dia tak mengusahakan waktu bersama Anda. Tetapi jangan dulu curiga, sebaiknya bicarakan apakah memang si dia sedang sibuk atau sengaja mengulur waktu.
Hubungan bisa dirusak dengan perkara kecil yang luput dari perhatian Anda dan si dia. Jadi jangan anggap sepele komentar kecil tentang penampilan atau bahkan pujian tulus sekadar mengatakan betapa Anda mengesankan hari ini.
source: http://female.kompas.com/read/xml/2010/07/15/19302614/9.perilaku.pasangan.yang.tak.sehat.
Possting FB : Ronnie Axel
Langganan:
Postingan (Atom)